Teknik Kedokteran

Dokter. Iya, itu adalah cita-cita saya sejak kecil. Mungkin lebih tepat jika saya bilang cita-cita yang diharapkan ayah saya. Sejak SD saya sudah didoktrin untuk menjadi seorang ahli bedah. Hal ini juga didasari dengan pekerjaan ayah saya yang memang seorang yang bekerja di bidang kesehatan. Ibu sayapun mendukung ayah saya. Otak saya yang masih kecil itu mau menuruti keinginan orang tua saya.

Menginjak bangku SMA, saya sadar saya bukanlah siswa yang pintar. Saya benci menghafal paragraf-paragraf yang panjang di buku biologi saya. Saya lebih suka memecahkan masalah menggunakan rumus dan logika. Ya, saya suka matematika dan fisika. Tentu 2 hal ini bukan merupakan hal yang pokok di dunia kedokteran. Cita-cita saya menjadi dokter terhapus seiring dengan kelulusan SMA.

Ayah saya tetap bersikeras menyuruh saya untuk mengambil jurusan kedokteran di SNMPTN maupun SBMPTN. Dengan berat hati, saya mengikuti kemauan ayah saya karena saya tidak mau dikutuk menjadi batu. Dan sesuai ekspektasi saya, saya tidak diterima. Saya cukup kecewa, pun ayah saya. Di situ saya berpikir, mengapa kebanyakan orang tua di Indonesia menyuruh anak mereka untuk menjadi dokter. Memang, profesi dokter selalu dipandang keren dibanding profesi lainnya. Namun saya tidak melihat hal-hal yang spesial dari dokter dibanding dengan gaji yang tinggi.

Pendidikan sayapun berlanjut di universitas swasta ternama di Yogyakarta (haha). Dan bisa kalian tebak, saya tidak mengambil jurusan Kedokteran, melainkan Teknik Informatika. Saya memilih jurusan ini didasari dengan pemikiran saya di mana abad ke-21 ini, teknologi merupakan segalanya. Hampir seluruh warga di Indonesia mempunyai Handphone. Saya melihat hal ini sebagai peluang yang sangat besar, di mana saya ingin menciptakan sebuah aplikasi mobile yang akan bermanfaat bagi warga Indonesia. Dan itulah cita-cita saya sekarang. Saya juga ingin meyakinkan ayah saya bahwa profesi dokter bukanlah segalanya. Saya pikir ayah saya sudah merestui saya. Kesalahan besar. Ketika saya pulang ke Jakarta saat libur UTS, pertanyaan pertama ayah saya adalah :

“Dek, kamu masih mau nyoba ke kedokteran ga?”

Saya terdiam.

Comments

Popular posts from this blog

Review Perkembangan Bus PCI

CR dan Dua Huruf Setelahnya