Trend Teknologi dalam Dunia Marketing Digital
Dalam dunia digital marketing kita
menganal istilah konten marketing. Sebuah strategi pemasaran dimana kita
membuat dan mendistribusikan konten yang menarik bagi sekelompok audience yang
tepat sesuai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan disini dapat pengenalan produk
Anda (awareness), membina hubungan yang baik dengan konsumen potensial
(engagement), mendorong konsumen potensial untuk melakukan pembelian
(conversion), atau mengajak konsumen loyal Anda untuk merekomendasikan produk
Anda kepada orang lain (advocacy).
Saat ini konten pun menjadi lebih
beragam dapat berupa artikel, infografis, video kreatif, maupun audio. Strategi
marketing berupa pemasaran konten ini bukan hal yang baru lagi bagi kita.
Tetapi inovasi – inovasi trend teknologi berikut ini mampu mengubah sistem
konten marketing di tahun 2019 ini.
Virtual Reality Marketing
![]() |
Virtual reality. Sumber: cooperberg.com |
Sejak beberapa tahun terakhir,
teknologi Virtual Reality sudah menjadi trend. Teknologi Virtual Reality
merupakan teknologi yang bisa membawa kita masuk ke dalam dunia virtual melalui
perangkat tertentu. Kecanggihan yang dapat disajikan oleh teknologi VR ini
tentu dapat dimanfaatkan oleh konten marketer guna mengambangkan konten visual.
Hal ini tentu akan menambah experience tersendiri bagi audience yang akan
disasar.
Virtual Reality dapat membuat
seseorang terbenam dalam situasi baru tanpa mengharuskan mereka meninggalkan
kenyamanan di rumah mereka. Ini merupakan peluang berharga bagi seorang
pemasar.
Itu karena Virtual Reality memberikan
peluang kepada para marketer untuk menawarkan nilai lebih kepada pelanggan.
Misalnya Lowe’s, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penjualan bahan
bangunan dan renovasi rumah di Amerika yang merancang pengalaman VR di mana
pengguna dapat belajar cara menyelesaikan berbagai proyek DIY dalam pengaturan
virtual. Ini adalah cara cerdas untuk menyoroti penggunaan jenis produk yang
dijual oleh Lowe’s.
![]() |
Virtual reality marketing oleh Lowe's. Sumber: roadtovr.com |
Tentu saja, saat ini pemasaran dengan
memanfaatkan Virtual Reality masih sangat terbatas. Artinya, sebagian besar
orang yang memasuki pengalaman VR tidak bertujuan melakukan pembelian. Sama
halnya pada masa awal internet dimana belanja online bukanlah sesuatu yang umum
dilakukan, namun saat ini e-commerce sudah menjadi sesuatu yang sangat umum.
Marketer perlu fokus merancang
pengalaman VR yang lebih menarik bagi kebutuhan atau minat pelanggan. Contoh
lain dari pemasaran Virtual Reality yang layak dipelajari adalah kampanye The
North Face yang mengajak penggunanya melakukan pendakian melalui Taman Nasional
Yosmite di California, Amerika Serikat.
![]() |
Virtual reality marketing oleh The North Face. Sumber: adweek.com |
Ketimbang mencoba menjual produk
secara langsung, kampanye tersebut ternyata memberikan pengalaman unik dan
menarik yang mendapat respon langsung dari pelanggan The North Face. Hal ini
juga bermanfaat untuk mengingatkan pelanggan tentang merek The North Face
secara keseluruhan.
Augmented Reality Marketing
Augmented Reality (AR) adalah
teknologi lain yang harus dipelajari oleh seorang marketer. Tidak seperti VR
yang mengajak penggunanya ke dunia virtual sepenuhnya, AR memungkinkan pengguna
memadukan elemen virtual dengan dunia nyata. Pokemon Go! dan Snapchat adalah
contoh yang populer.
Kampanye pemasaran AR juga harus
bermanfaat untuk memberikan genuine value kepada pengguna. Faktanya, AR tidak
perlu menyerupai kampanye pemasaran sama sekali, cukup seperti alat yang
bermanfaat bagi penggunanya.
Fitur Augmented Reality Ikea adalah
salah satu contoh yang baik untuk dipelajari. Ketika menjual ke konsumen
online, Ikea menghadapi tantangan yang tidak dimiliki oleh semua pengecer; IKEA
mencoba menjual barang besar (seperti furnitur) melalui internet.
![]() |
Augmented reality marketing oleh IKEA. Sumber: wired.com |
Kebanyakan konsumen tidak memiliki gambaran
jelas tentang produk-produk utama yang akan terlihat sesuai untuk rumah mereka
hanya dengan menjelajahi gambar furnitur di situs web. Namun, dengan AR, Ikea
memungkinkan penggunanya untuk menambahkan gambar virtual dari benda-benda
tersebut ke lingkungan sekitar pengguna. Hal ini tentu saja akan meningkatkan
kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
AR juga dapat digunakan untuk
menyoroti lokasi toko di mana sebuah merek dijual. Misalnya, pelanggan mungkin
mengunduh aplikasi AR yang dapat menunjukkan tempat item merek tertentu berada
di department store.
Live Stream Marketing
Sumber: themontagemaven.com |
Sudah bukan
hal baru lagi di dunia serba digital seperti saat ini, di mana Anda dapat
menyaksikan sebuah konser atau menjadi bagian dari sebuah seminar hanya via
internet yang terpasang di rumah Anda dan dari layar laptop Anda. Bahkan,
livestreaming adalah salah satu strategi marketing dan sales yang bisa Anda
manfaatkan dan mencetak keuntungan yang Anda inginkan.
Livestreaming atau streaming video
yang langsung dilakukan saat acara yang direkam tersebut berlangsung.
Platform-platform khusus untuk mengakomodasi keperluan livestreaming juga sudah
semakin bermunculan dan makin banyak digunakan oleh masyarakat luas. Brand yang
ingin memperluas market harus benar-benar mempertimbangkan penggunaan
livestreaming sebagai alat promosi, pemasaran dan penjualan. Manfaat-manfaat yang dapat dirasakan dari
mempraktekkan livestreaming sebagai salah satu strategi penjualan antara lain:
- Livestreaming memberikan cara terkoneksi baru antara brand dan fans atau pengguna dari brand tersebut
Livestreaming dapat digunakan untuk
berinteraksi langsung secara real time, dan bisa membuat orang yang menontonnya
merasa menjadi bagian dari brand Anda dan aktivitasnya yang terekam kamera
live. Mereka dapat langsung mengajukan pertanyaan, permintaan dan memberikan
masukan yang pastinya akan sangat berharga juga bagi perkembangan brand Anda.
Mengingat belum banyak brand yang benar-benar memanfaatkan platform ini, brand
Anda dapat menjadi salah satu pionir yang menyajikan sesuatu yang berbeda dan
menarik bagi prospek Anda. Spontan dan relevan, serta interaktif bagi brand
Anda.
- Livestreaming
tidak memerlukan banyak alat yang mahal dan tidak menyulitkan
Untuk dapat melakukan livestreaming,
Anda cukup bermodalkan smartphone Anda saja. Anda dapat melakukan pertunjukan
live dengan menjadikan smartphone dan aplikasi pilihan Anda sebagai mediumnya
dan siapa saja bisa dengan mudah melakukannya. Sekarang, Anda tinggal
memikirkan konten seperti apa yang menarik untuk membuat orang mau melakukan
livestreaming di channel brand Anda saja.
- Livestreaming
mudah dipromosikan dan dapat diintegrasikan
Salah satu contoh platform
livestreaming yang saat ini tengah sangat populer adalah Periscope yang
dikembangkan oleh Twitter. Saat Anda mulai melakukan broadcast via
platform ini, sebuah tweet atas nama brand Anda akan dipublikasikan sebagai
promosi gratis yang memberitahukan orang-orang bahwa mereka bisa melakukan
livestreaming sekarang. Anda dapat juga melakukan promosi beberapa hari atau
sehari sebelumnya untuk membuat beritanya tersebar lebih luas dan membangun
antisipasi.
Sumber:
Comments
Post a Comment